Jumat, 21 September 2012

Mengatasi bahan kimia ( Merkuri dan darah)



  • MERKURI

           Hingga saat ini belum ditemukan antidote maupun obat untuk menangani keracunan kronis Hg. Untuk keracunan kronis Hg. Untuk keracunan akut, bisadiberikan BAL (British Anti Lewisite), senyawa yang mengandung 2,3-merkaptopropanol (H2SC-CSH-CH2OH), atau Ca-EDTA (kalsium etilendiamin tetra asetat)dan NAP (N-Asetil-d,-penicilamin). Senyawa tersebut akan membentuk kompleksdengan Hg serta meningkatkan ekskresi Hg melalui urin. Hewan yang keracunan Hgbisa diberi BAL (dimercaptopropanol, dimercaprol, dithioglycerol) atau D-penicillamine sebagai antidot bagi manusia, sedangkan sebagai pertolongan pertamabisa diberikan pencuci alat pencernaan berupa larutan yang mengandung protein,seperti susu atau putih telur



VIDEO LUCU

                                                                 VIDEO LUCU




Jumat, 14 September 2012

SIMBOL-SIMBOL BAHAYA KIMIA


1.         Explosive (bersifat mudah meledak)

            
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „explosive“ dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan. Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3

Bahaya             : eksplosif pada kondisi tertentu
Contoh             : ammonium nitrat, nitroselulosa, TNT
Keamanan        : hindari benturan, gesekan, loncatan api, dan panas

2.  Oxidizing (pengoksidasi)

      
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “oxidizing“ biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik. Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9.

Bahaya             : oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab timbulnya api atau penyebab sulitnya pemadaman api
Contoh             : hidrogen peroksida, kalium perklorat
Keamanan        : hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor

3.         Flammable (mudah terbakar)




Jenis bahaya flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar. Untuk Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “extremely flammable “ merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0 0C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +350C). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar adalah R12. Sedangkan untuk Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21 0C). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai ‘highly flammable’. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar yaitu R11.

Bahaya : mudah terbakar
Meliputi :
zat terbakar langsung, contohnya aluminium alkil fosfor; keamanan : hindari campuran dengan udara.
gas amat mudah terbakar. Contoh : butane, propane. Keamanan : hindari campuran dengan udara dan hindari sumber api.
Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena air atau api.
Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di bawah 21 0C. contoh : aseton dan benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.

4.  Toxic (beracun)
     
     
             

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:

LD50 oral (tikus)                                                                                              25 – 200 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci)                                               50 – 400 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu     0,25 – 1 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap                          0,50 – 2 mg/L

Frase-R untuk bahan beracun yaitu R23, R24 dan R25

Bahaya             : toksik; berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, terteln atau kontak dengan kulit, dan dapat mematikan.
Contoh             : arsen triklorida, merkuri klorida
Kemananan      : hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.

5.         Harmful irritant (bahaya, iritasi)


Ada sedikit perbedaan pada symbol ini yaitu dibedakan dengan kode Xn dan Xi. Untuk Bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki resiko merusak kesehatan sedangkan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.

Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut:

LD50 oral (tikus)                                                                                              200-2000 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci)                                               400-2000 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu     1 – 5 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap                          2 – 20 mg/L

Frase-R untuk bahan berbahaya yaitu R20, R21 dan R22

Sedangkan Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ atau kode Xi adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Frase-R untuk bahan irritant yaitu R36, R37, R38 dan R41

Kode Xn (Harmful)
Bahaya             : menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh,
Contoh             : peridin
Kemanan          : hindari kontak dengan tubuh atau hindari menghirup, segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
Kode Xi (irritant)
Bahaya             : iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan
Contoh             : ammonia dan benzyl klorida
Keamanan        : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata.

6.         Corrosive (korosif)


Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2)>11,5), ditandai sebagai bahan korosif. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35.

Bahaya             : korosif atau merusak jaringan tubuh manusia
Contoh             : klor, belerang dioksida
Keamanan        : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata

7.         Dangerous for Enviromental (Bahan berbahaya bagi lingkungan)



Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi. Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan yaitu R50, R51, R52 dan R53.

Bahaya             : bagi lingkungan, gangguan ekologi
Contoh             : tributil timah klorida, tetraklorometan, petroleum bensin
Keamanan        : hindari pembuangan langsung ke lingkungan

Sabtu, 08 September 2012

Video-Video Eksperimen Kimia

Fermentation - YouTube



ósmosis - YouTube




Osmosis demonstration with a raw egg - YouTube


praktikum titrasi asam basa - YouTube


Titration Technique using a buret - YouTube_2

PERALATAN-PERALATAN KIMIA


1). Gelas Kimia (beaker) 

berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 oC. Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.
Fungsi :
  1.  Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi
  2.  Menampung zat kimia
  3.  Memanaskan cairan
  4.  Media pemanasan cairan
2). Labu Erlenmeyer 

berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Fungsi :
  1.  Untuk menyimpan dan memanaskan larutan
  2.  Menampung filtrat hasil penyaringan
  3.  Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi

3). Gelas ukur 

berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Fungsi :
Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu

4). Pipet 

Fungsi:
alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas.

5). Buret 

berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya. Ukurannya mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL dengan skala 0,05 mL.
Fungsi :
Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi.

6). Tabung reaksi 

berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.
Fungsi :
  1. Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia
  2. Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil
7). Kaca arloji 

berbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter.
Fungsi :
  1. Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel
  2. Tempat saat menimbang bahan kimia
  3. Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator
8). Corong 

terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong tersebut.
Fungsi :
Untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.

9). Labu Ukur Leher Panjang

Fungsi :
Untuk membuat dan atau mengencerkan larutan dengan ketelitian yang tinggi.

10). Mortar dan pestle 

terbuat dari porselen, kaca atau batu granit 
Fungsi:
untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.

11). Spatula 

berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel atau alumunium.
Fungsi :
  1. Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan
  2. Dipakai untuk mengaduk larutan
12). Kawat kasa 

kawat yang dilapisi dengan asbes
Fungsi :
digunakan sebagai alas dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar.

13). Kaki tiga

besi yang menyangga ring 
Fungsi :
digunakan untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan.

14). Burner / pembakar spiritus 

Fungsi:
digunakan untuk memanaskan bahan kimia.

15). Bunsen

Fungsi :
Untuk memanaskan larutan dan dapat pula digunakan untuk sterilisasi dalam proses suatu proses.

16). Bola hisap 

Fungsi :
digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction), mengambil udara (aspirate) dan mengosongkan (empty).

17). Googles
Fungsi :
Untuk melindungi mata dari bahan yang menyebabkan iritasi. Dan melindungi dari percikan api, uap logam, serbuk debu, kabut dan zat-zat kimia yang meletup ketika dilakukan pemanasan, misalnya H2SO4.

18). Tanur

Fungsi :
Digunakan sebagai pemanas pada suhu tinggi, sekitar 1000 °C.

19). Penjepit
Fungsi :
Untuk menjepit tabung reaksi.

20). Desikator
Fungsi :
Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus bebas air dan mengeringkan zat-zat dalam laboratorium. Dikenal dua jenis desikator yaitu desikator biasa dan desikator vakum.